Selamat Datang

Salam kenal untuk kamu.
selamat datang, mari saling mengisi, lalu terhanyut dalam diksi. Moumantay. :)

Monday, December 8, 2014

Review Buku: Ngubek - Ngubek Jakarte.

Mau review buku gratisan ah. Buku hasil dari iseng - iseng ikut lomba creative writing challenge sabtu kemarin di Goodreads Festival 2014.

Ngubek – Ngubek Jakarte. (harus pake e, harus!)


Sebelumnya, Apakah kamu tahu buku terkenal yang berjudul Jakarta Undercover buatannya Moammar Emka? Buku yang bercerita tentang Kota Jakarta dari sisi yang “berbeda”. Apa? Kamu tidak suka baca buku? Lalu, apa gunanya kamu hidup di dunia ini, hah?!

Gini aja,

Seperti yang gue tulis tadi, Buku Jakarta Uncercover menceritakan tentang Jakarta dari sisi yang “berbeda” maka, bolehlah saya bilang buku Ngubek – Ngubek Jakarte ini banyak bercerita tentang “cover”nya Jakarta yang tampak mata. Kondisi dan penampakan di atas tanahnya ibukota. Observasi lingkungan sekitarlah, pokoknya.

Buku yang diterbitkan oleh penerbit Bukune ini ditulis oleh Cai @Caiaja. Walapun namanya Cai, bukan berarti dia terbuat dari air, masih manusia yang punya hidung dan bokong kok. Gue cuma kenal tampang sih, dan pernah ikut ngeramein ketika dia perform akustik sekaligus soft launching buku Ngubek – Ngubek Jakarte di boothnya Gagasmedia Group di Festival Pembaca Indonesia (Goodreads Festival). Menurut keterangan yang dibuku, Cai takut cicak, gak tau sih kalo buntutnya, kan bisa lepas sendiri tuh, siapa tau malah di gulai. Cita – citanya punya indekos tiga lantai, mungkin Cai berprinsip cita – cita setinggi tiga lantai lebih realistis daripada setinggi langit.

Bukunya gak terlalu berat. sepertinya sih, lebih berat beban hidup kamu. Enak dibaca dan gampang dicerna, dan yang terpenting, tidak mengandung santan. Oh maaf, pengaruh saya lapar pada saat menulis mungkin.

Jadi,
Apakah kamu tahu asal nama daerah cawang? Di buku ini ada.

Atau, apakah kamu tahu lambang DKI Jakarta ternyata bukan monas? Di buku ini di kasih tau.

Atau, percayakah kamu kalau ternyata bumi itu datar? Musyrik kamu! Udah musyrik, gesrek pula!

Banyak hal yang bisa kita tahu tentang Jakarta dari buku ini. Mulai dari banyaknya penamaan hingga akhirnya menjadi DKI Jakarta, sampai dengan patung – patung yang ternyata ada nama resminya. Menceritakan juga banyaknya jenis transportasi di Jakarta, sampai dengan jenis ragam masyarakatnya. Kondisi musiman kota Jakarta pun dibahas di buku ini dan bagaimana cara “survive”nya.

Sebetulnya, yang tersaji di buku ini bisa dilihat di sekeliling kita semua. Namun menurut saya, Cai berhasil memberikan penjelasan tentang Jakarta dengan sistematis lewat bahasa yang enak walau tidak mengandung santan, loh kok balik lagi. Oke, oke, maaf.

Awalnya, saya berfikir, apa ya motivasi Cai menulis buku tentang Jakarta yang semua orang bisa lihat, apakah hanya kekurangan kerjaan dan kelebihan energi lalu iseng menulis? Atau habis keserempet angkot lalu tiba – tiba dapat ide? Atau cintanya habis di tolak oleh abang – abang penjual arum manis di pasar malam karena kalah manis oleh barang dagangannya, lalu galau, lalu nulis? Entah. Satu hal yang pasti, buku ini lucu!

Jadi, bagi kamu wahai bocah SD, alay SMP, remaja nanggung SMA, ABG kuliahan, Ibu – Ibu muda, Bapak – Bapak sok muda, dan mbah – mbah asik, tinggalkan buku sejarah kalian yang membosankan dan dapatkan buku ini untuk tahu Jakarta yang lebih lucu!

No comments:

Post a Comment